Selamat Datang di Media Online Alumni CPPN (Calon Pegawai Pencatat Nikah) Angkatan III Gelombang I di Jakarta Tahun 1996.

Jumat, 30 September 2011

Membentuk Keluarga Bahagia dan Sejahtera

Oleh : Eko Mardiono

الْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ أَشْهَدُ أَنْ لَّا اِلَهَ اِلَّا اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَمَّا بَعْدُ
أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ
Kedua Mempelai Yang Berbahagia,
Sudah menjadi idaman semua insan muslim, bahwa rumahtangga yang dibangun kelak menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah warahmah. Yaitu, sebuah keluarga yang tidak hanya bahagia di akherat tetapi juga sejahtera di dunia. Lalu, Apa upaya konkret yang dapat ditempuh untuk mewujudkannya? Ada sebuah hadis yang dapat dijadikan sebagai pedoman.
Nabi Muhammad SAW menyatakan:

اِذَا أَرَادَ اللهُ أَهْلَ الْبَيْتِ خَيْرًا فَقَّهَهُمْ فِى الدِّيْنِ وَوَقَّرَ صَغِيْرُهُمْ كَبِيْرَهُمْ وَرَزَقَهُمُ اللهُ الرِّزْقَ فِى مَعِيْشَتِهِمْ وَالْقَصْدَ فِى نَفَقَتِهِمْ وَبَصَرَهُمْ عُيُوْبَهُمْ فَتَابُوْا فِيْهَا وَأَرَادَ فِيْهِمْ غَيْرَ ذَلِكَ تَرَكَهُمْ دَمْلًا رواه البيغائ
Apabila Allah menghendaki anggota keluarga menjadi baik (bahagia dan sejahtera), maka mereka dipahamkan pada ajaran agamanya, antara yang kecil dan yang besar dijadikan saling menghormati, diberi kelapangan rizki dalam kehidupan keluarganya, diberi kemampuan membelajakan hartanya secara proporsional (seimbang), dan diberi kesadaran untuk senantiasa bisa instropeksi diri serta kemampuan untuk memperbaikinya. Apabila Allah menghendaki mereka tidak demikian, maka mereka ditinggalkan sedemikian rupa (HR Al-Baigha’i).
Berdasarkan hadis Nabi SAW ini, ada lima hal yang harus dipenuhi untuk mewujudkan sebuah keluarga yang bahagia dan sejehtera, yaitu:

1. Memahami dan Mengamalkan Ajaran Agama
Apabila dalam mengendalikan bahtera rumah tangga didasari dengan nilai-nilai agama, maka nur Ilahi akan menjadi spirit dan motor penggerak yang tiada tara. Bahkan, tuntunan-tuntunan-Nya akan membimbing ke arah tujuan yang didambakan kedua suami isteri. Nabi SAW bersabda:
مَنْ يُّرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِى الدِّيْنِ (رواه البخارى ومسلم
Barangsiapa yang dikehendaki oleh Allah menjadi baik, maka orang itu akan dipahamkan ajaran agama (HR Bukhari dan Muslim)

2. Antaranggota Keluarga Saling Menghormati
Kondisi anggota keluarga yang saling menghormati akan berpengaruh positif pada terjalinnya hubungan dan komunikasi. Sehingga, rencana masadepan dapat dirancang bersama. Segala problema dapat dicarikan solusinya. Perihal ini ada firman Allah SWT yang harus direnungkan bersama:
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka, dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik dari mereka." (QS Al-Hujurat: 11)

3. Mempunyai Sumber Ekonomi Cukup
Dalam hal ekonomi keluarga ini, Allah SWT memberikan firman-Nya:
"Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka, oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar." (QS An-Nisa’: 9)
Rasul-Nya juga menyatakan:
اِنَّكَ أَنْ تَذَرَ وَرَثَتَكَ أَغْنِيَاءً خَيْرٌ مِنْ أَنْ تَذَرَهُمْ عَالَةً يَتَكَفَّفُوْنَ النَّاسَ (متفق عليه
“Lebih baik kamu meninggalkan ahli waris dalam keadaan kaya daripada meninggalkan mereka yang menjadi beban, yang meminta-minta kepada orang banyak” (HR Bu-khari Muslim)

Kemudian, beliau SAW mengingatkan:
كَادَ الْفَقْرُ أَنْ يَّكُوْنَ كُفْرًا (رواه أبو نعيم عن أنس
“Kefakiran itu dekat kepada kekafiran.” (HR Abu Naim dari Anas).

Suami isteri haruslah yakin bahwa Allah akan memberikan rizki-Nya. Yang terpenting bagi mereka adalah bekerja keras, berdoa, dan bertawakkal kepada-Nya.


"Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan, jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya, dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui." (QS An-Nur: 32)

4. Proporsional Dalam Mengelola Ekonomi Keluarga
Besar pasak daripada tiang, demikian kata pepatah. Tentunya, kata pepatah ini tidak boleh terjadi. Oleh karenanya, Harus ada keseimbangan antara pendapatan dan pengeluaran. Harus dibuat skala prioritas, mana yang kebutuhan, keperluan, dan keinginan. Allah SWT dan Rasul-Nya memberi tuntunan:
"Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian." (QS Al-Furqan: 67).


كُلُوْا وَاشْرَبُوْا وَتَصَدَّقُوْا وَالْبِسُوْا فِى غَيْرِ مَخِيْلَةٍ وَلَا تُسْرِفُوْا فَاِنَّ اللهَ يُحِبُّ أَنْ يَّرَى أَثَارَ نِعَمِهِ عَلَى عَبْدِهِ (رواه ابن ماجه والنسائ
“Makanlah, minumlah, bersedekahlah, dan berpakaianlah kamu tanpa kesombongan dan tanpa berlebihan, karena Allah suka melihat bekas-bekas nikmat-Nya pada hamba-Nya.” (HR Ibnu Majah dan An-Nasa’i).

5. Bersedia Instropeksi dan Memperbaiki Diri
Manusia tidak ada yang sempurna. Setiap mereka pasti mempunyai kelebihan dan kekurangan, termasuk juga pasangan suami isteri. Keduanya sejak kecil dibesarkan di lingkungan keluarga yang berbeda. Akibatnya, mereka mempunyai karakter dan kepribadian yang berlainan. Allah SWT menegaskan:
"Katakanlah: "Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing", maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya." (QS Al-Isra’: 84).

Dengan bekal kesadaran bahwa dirinya juga mempunyai kekurangan dan bekal kemauan untuk memperbaiki diri, maka suami isteri akan lebih mudah untuk melakukan adaptasi. Setiap anggota keluarga tidak akan mudah menyalahkan anggota keluarga lainnya. Sebaliknya, akan timbul suasana saling pengertian dan sekaligus berusaha untuk berbuat yang terbaik bagi diri dan keluarganya.




Kedua Insan Yang Sedang Berbahagia,
Demikian khutbah nikah singkat ini disampaikan, semoga kita semua diberi karunia oleh Allah SWT berupa kekuatan untuk merealisasikan keluarga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah sebagaimana yang kita idam-idamkan. Amien………..

Tulisan Lain Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan memberikan komentar. Terimaksih atas komentar dan masukan yang diberikan.